APKLINDO dan KADIN Indonesia Sepakat Perkuat Industri Padat Karya: Siapkan Sekolah Klining Servis Nasional
Jakarta, 14 Oktober 2025 — Suasana hangat namun penuh semangat kolaborasi terasa di Menara Kadin Tower, Jakarta, ketika jajaran pengurus Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (APKLINDO) bersilaturahmi dengan pimpinan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Selasa (14/10/2025).
Pertemuan yang berlangsung dinamis ini menjadi momentum penting dalam mempertegas posisi APKLINDO sebagai asosiasi resmi anggota KADIN sejak tahun 1985, sekaligus memperkuat sinergi lintas sektor dalam menghadapi tantangan industri padat karya yang semakin kompleks.
APKLINDO kini menaungi lebih dari 2.000 perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan 20 Dewan Pengurus Provinsi (DPP), 9 Dewan Pengurus Kabupaten/Kota (DPK), dan melibatkan lebih dari 4 juta tenaga kerja klining servis. Sebuah potensi besar yang, jika dikelola dengan baik, mampu menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.
Wajah-Wajah Sinergi Dua Kekuatan Ekonomi
Dalam audiensi tersebut, APKLINDO diwakili oleh:
- H. Kus Junianto, S.E. (Ketua Umum)
- Edison Boyle Sianipar, S.E., S.H. (Ketua I Bidang OKK)
- Erhash (Ketua II Bidang Sertifikasi, Pendidikan & Pelatihan)
- Salva Yurigan Saragih, S.T.P. (Ketua IV Bidang Litbang)
- Nano Sumarno, M.I.Kom. (Ketua Departemen Litbang)
Sementara dari pihak KADIN Indonesia hadir:
- Benny Soetrisno (Wakil Ketua Umum Bidang ALB)
- Widiyanto Saputro (Wakil Ketua Umum Bidang Keanggotaan)
Pertemuan ini tidak sekadar formalitas, tetapi sarat gagasan. Ketua Umum APKLINDO H. Kus Junianto, S.E. menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan antara asosiasi dan KADIN dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan usaha nasional dan arus investasi asing yang semakin deras.
“KADIN Indonesia adalah mitra strategis kami. Sektor klining servis adalah tulang punggung produktivitas di berbagai bidang, mulai dari perkantoran, rumah sakit, hingga industri. Kami ingin memastikan tenaga kerja di sektor ini mendapatkan ruang tumbuh dan perlindungan yang layak,” ujar Kus Junianto penuh keyakinan.
Tantangan: Dominasi Asing dan Ketimpangan Persaingan
Salah satu isu yang mengemuka dalam pertemuan tersebut adalah meningkatnya dominasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan anak perusahaan BUMN di sektor padat karya. Fenomena ini, menurut APKLINDO, telah menyebabkan banyak pelaku usaha lokal kesulitan bertahan bahkan ada yang gulung tikar.
“Persaingan tidak lagi hanya soal harga, tapi juga regulasi dan keberpihakan. Kami berharap KADIN dapat menjadi jembatan agar kebijakan ekonomi nasional memberi ruang tumbuh bagi usaha-usaha lokal di bidang klining servis,” tambah Kus Junianto.
Solusi: Sekolah Klining Servis untuk Tenaga Kerja Global
Menjawab kebutuhan pasar yang semakin tinggi, terutama dari Malaysia dan Jepang, APKLINDO merencanakan pendirian Sekolah Klining Servis dengan program Diploma 1 (D1). Langkah ini akan menjadi terobosan dalam mencetak tenaga kerja tersertifikasi dan berdaya saing global.
Program tersebut tidak hanya menyiapkan tenaga kerja siap pakai untuk pasar domestik, tetapi juga membuka peluang penempatan ke luar negeri dengan standar kompetensi internasional.
Visi Bersama untuk Indonesia yang Lebih Bersih dan Berdaya
Di penghujung pertemuan, APKLINDO menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan KADIN Indonesia dalam memperjuangkan penguatan regulasi, peningkatan kualitas SDM, serta pemerataan kesempatan usaha di sektor padat karya.
“Kami ingin sektor klining servis bukan sekadar profesi, tetapi menjadi karier yang bermartabat. Bersama KADIN, kami percaya sektor ini bisa memberi kontribusi nyata bagi ekonomi nasional,” tutup Kus Junianto.
Audiensi ini menandai babak baru sinergi antara asosiasi tenaga kerja padat karya dan lembaga payung dunia usaha nasional — sebuah langkah menuju ekosistem industri klining servis yang kuat, berdaya saing, dan berkelas dunia.
(Tim Media, Informasi & Komunikasi)